Beberapa karakter pengikut nabi Muhammad SAW
Sebagaimana kita mafhumi bersama, bahwa bulan Rabi’ul Awwal selain menjadi bulan kelahiran dan wafatnya Nabi Muhammad SAW, Rabi’ul Awwal juga menurut sejarah merupakan bulan dimana Rasulullah SAW dilantik menjadi Rasul oleh Allah SWT ketika beliau berusia 40 tahun.
Sebagai Ummat beliau yang mulia di bulan ini, sejenak marilah kita renungkan firman Allah SWT dalam Al Qur’an Surah Al Fath ayat 29 :
مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ ۚ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ ۖ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا ۖ سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ
"Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan Dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud.... "
Dari ayat di atas, dapat kita simpulkan bahwa, ada 4 karakter yang harus kita miliki sebagai Ummat beliau:
Pertama, asyidda-u ‘alal kuffar (bersikap keras terhadap orang-orang kafir). Bersikap keras dalam ayat ini bukanlah berarti umat Islam harus menempuh jalan radikal terhadap kelompok non-Muslim, akan tetapi maknanya adalah umat Islam harus berpegang teguh terhadap prinsip-prinsip dan nilai-nilai ajaran Islam serta mengamalkannya secara utuh dan menentang setiap perbuatan kekafiran. Karena perbuatan kekafiran adalah jalan buruk yang akan mengantarkan kita kepada murka Allah SWT.
Kedua, ruhama-u bainahum (menebarkan kasih sayang terhadap sesama). Umat Islam dituntut untuk menebarkan kasih sayang terhadap sesama, membela yang lemah, meringankan kesusahan saudaranya, dan memberikan manfaat kepada orang lain. Karena jika kasih sayang diantara sesama bersemi dengan subur, maka Islam akan terjaga dengan sempurna dan kehidupan kita Insya Allah akan lebih indah. Bukan saling menghujat, saling menghina, saling mencari kesalahan, dan saling membongkar aib antar sesama kita.
Ketiga, tara-hum rukka'an sujjada yabtaguuna fadhlamminallahi waridwana, maksudnya bahwa pengikut Muhammad itu senantiasa ruku’ dan sujud. dalam artian tunduk dan taat terhadap aturan Allah Swt. Karena dengan menyembah, tunduk, dan taat kepada Allah, disertai niat hanya mengharap ridho Allah semata, maka Insya Allah curahan rahmat dan hidayah-Nya akan selalu menyelimuti kita, ikhtiar untuk menyempurnakan kehidupan-pun akan selalu dimudahkan oleh Allah Yang Maha Kuasa.
keempat, Simaahum fi Wujuhihim min Atsaris Sujuud (terdapat tanda bekas sujud pada wajah mereka). Maknanya, bahwa wajah umat Muhammad SAW akan memancarkan cahaya disebabkan keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT. yaitu pada air mukanya kelihatan kekuatan iman dan kesucian hatinya. Tidak pernah takut dan gentar dalam menghadapi ujian dan cobaan, selalu optimis akan janji dan pertolongan Allah karena mereka merasakan dengan yakin, bahwa Allah selalu ada dalam ibadah, diam, dan geraknya.
Demikianlah karakteristik mereka yang disebutkan dalam kitab Taurat dan Injil yang asli, perumpamaannya laksana tanaman yang mengeluarkan tunasnya.
Tunas tersebut menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besar dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang Mukmin). Dan Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar. (Al Qur’an Surah Al Fath ayat 29)